Tuesday, July 26, 2011

TEKS USRAH BULAN JULAI 2011

Siri Tarbiyah Khas

RAMADHAN DAN TARBIYAH

Firman Allah SWT yang bermaksud;
"Hai orang-orang yang beriman telah diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa." (Al Baqarah: 183)

MUQADDIMAH
Ramadhan adalah bulan tarbiyah. Bulan ini  adalah madrasah untuk mendidik hamba-hamba Allah yang mu'min untuk menjalani tarbiyah islamiyah mutakamilah meliputi tarbiyah ruhiyah , aqliyah , dan jasadiyah. Tarbiyah ramadaniyah diikuti seluruh kaum muslimin, tidak memandang suku bangsa warna kulit atau pun bahasa, semua yang mengaku beriman sama-sama mengikuti perintah Allah berpuasa Ramadhan.
Matlamat  utama dari tarbiyah ramadhan adalah menghubungkan manusia dengan Rabbul Alamin. Menghidupkan hati nurani dan mengisi jiwa dengan nilai-nilai keimanan yang tinggi. Melalui dua program utama: Taqarrub ila-Llah dengan ibadah total siang dan malam hari, serta Taqarrub ila minhajillah berpaksikan Al-Quranul Karim. Hasil  yang akan diperoleh mereka yang mengikuti program pendidikan ini adalah "Taqwa", seperti yang dijelaskan melalui ayat di atas.

MEMAHAMI MAKNA PENDIDIKAN
Mendidik adalah menumbuh kembangkan dengan bimbingan dan pimpinan sedikit demi sedikit hingga mencapai kesempurnaan. Allah memberikan pimpinan, bimbingan, untuk tumbuh bagi seluruh makhluknya yang ada di alam semesta. Setiap makhluk telah diprogram sedemikian rupa sehingga mencapai kesempuranaan dalam melaksanakan peranan hidupnya. Sebatang pohon mangga telah ditentukan kejadiannya mulai dari tumbuhnya benih, biji, batang , cabang dan ranting.
Bagi sepohon mangga Allah menentukan jumlah daunnya yang rimbun dan buah mangga yang akan dihasilkannya. Bahkan di mulut siapa mangga tersebut akan berkhidmat telah ditentukan Allah. Itulah taqdir kauni (ketentuan Allah) di alam semesta.
Begitulah manusia pun memperoleh bimbingan rabbaniyah ini. Dia tumbuh berkembang seperti halnya makhluk Allah lain. Dari setitis air mani tumbuhlah embrio manusia. Di dalam rahim ibu janin bayi hidup dan berkembang, kemudian menjadi bayi yang sempurna kejadiannya. Setelah itu bayi pun dilahirkan Allah dari perut ibunya. Bayi itu terus tumbuh berkembang menjadi kanak-kanak, selanjutnya menjadi remaja, kemudian dewasa. Seiring perkembangan itu, berkembang juga aqalnya sehingga ia menjadi manusia  yang semakin dewasa dan semakin pintar.
Manusia yang dipanjangkan usianya kelak akan menjadi tua, kemudian sangat tua. Kemampuan akalnya pun berkurang. Tidak ada manusia yang kekal dan bertahan hidup terus menerus. Pada akhirnya dia harus menghadap Allah untuk dipertanggungjawabkan semua amalannya. Kesemuanya dalam program Ilahiyah yang sangat hebat. Namun manusia bukan hanya makhluk yang bersifat jasmani semata-mata. Dia merupakan manusia jasmani dan ruhani. Bimbingan Allah dan tarbiyahnya untuk membangun ruhani khas dan istimewa. Itulah tarbiyah rabbaniyah (ketuhanan) yang disampaikan Allah berdasarkan wahyu yang diturunkan-Nya kepada hamba-hamba pilihan iaitu para Nabi dan Rasul Alaihimus Salaam.
Dengan Al Islam, Al Qur-an, Sunnah, dan warisan peradaban Islam, Allah mendidik manusia mencapai kesempurnaan hidupnya. Wahyu Allah sebagai pedoman hidup mempunyai keistimewaan sebagai pembimbing hati dan jiwa manusia mencapai darjat yang mulia iaitulah taqwa. Al Quran adalah kitabut tarbiyah wal hidayah yang tiada bandingnya dalam membentuk akhlak dan pekerti manusia. Telah terbukti selama 15 abad lamanya, Al-Quran merupakan pedoman hidup orang bertaqwa, bersifat universal, berlaku sepanjang masa untuk setiap manusia di seluruh penjuru dunia.
"Dengan Kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan-jalan keselamatan, dan dengan Kitab itu pula Allah mengeluarkan orang-orang itu dari kegelapan kepada cahaya yang terang benderang dengan seidzin-Nya dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus. " (Al Maaidah: 16)

TARBIYAH ILAHIYYAH
Allah mendidik manusia secara khas dengan dua cara:
Pertama : Tarbiyah talqiniyah dengan mengutus Jibril untuk mengajarkan agama-Nya kepada hamba-hamba pilihan (para Nabi dan Rasul). Secara talqiniyah Jibril memahamkan hati Nabi Muhammad SAW pengertian ayat yang diturunkan kepada Baginda.
Firman Allah SWT yang bermaksud;
"Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya, Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaan itu. Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan Kamilah penjelasan ayat-ayat itu." (Al Qiyamah: 17-20)
Kedua: Tarbiyah khafiyah, iaitu proses kehidupan yang dipenuhi beraneka ragam pengalaman batin yang mematangkan hidup para utusan Allah dan para pengikut mereka yang setia iaitu hamba-hamba Allah yang mu'min. Nabi Yusuf misalnya, menjadi pemimpin negara setelah mengelami ujian penderitaan, dicampakkan ke dalam telaga oleh saudara-saudaranya, dijadikan hamba, seterusnya lulus dari godaan wanita cantik dan kaya, serta dimasukkan ke dalam penjara. Sesungguhnya pengalaman adalah guru yang terbaik. Apalagi pengalaman mereka para Nabi dan Rasul,
"Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Qur-an itu bukan cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman." (Yusuf: 111)
Nabi Muhammad SAW ditempa Allah dengan tarbiyah khafiyah dalam berbagai situasi dan kondisi yang mematangkan jiwa Nabi SAW sehingga layaklah Baginda memimpin hidayah untuk disampaikan kepada seluruh manusia dan seterusnya lahir sebagai pemimpin ummah yang tiada tolok bandingnya.

HAKIKAT MADRASAH RAMADHANIYYAH
Puasa Ramadhan adalah tarbiyah khafiyah dan talqiniyah yang sangat istimewa dalam membangun kesempurnaan jiwa manusia. Ramadhan bagaikan sebuah madrasah, dimana Allah sendiri bertindak sebagai Guru Maha Pendidik yang mengarahkan setiap murid menuju kesempurnaan ruhaniyah. Madrasah ini berlangsung selama sebulan penuh, iaitu dalam tempuh 720 jam atau 2,592,000 detik. Setiap detiknya sangat berharga sehingga dapat berlipat ganda antara 10 sampai 700 kali ganda.
Bahkan di setiap Ramadhan ada malam Lailatul Qadar yang lebih baik nilainya dari 1000 bulan atau dari 720,000 jam. Ini artinya setiap 1 jam pada malam itu lebih baik dari 60,000 jam, atau setiap 1 detiknya lebih baik dari 60,000 detik dalam timbangan Allah. Jika dalam saat itu kita berzikir dengan sekali mengucapkan "Laa ilaha illa-Llah" secara ikhlas, maka nilainya lebih baik dari mengucapkan zikir yang sama 60,000 kali di hari yang lain. Kemudian cubalah kita hitungkan pula nilai solat atau membaca Al Quran dan ibadah-ibadah lainnya di dalam bulan Ramadhan.
Tarbiyah khafiyah rabbaniyah diberikan dengan latihan intensif menahan lapar dan haus, dan hal-hal yang membatalkan puasa. Tidak itu saja, ruhani mu'min diisi dengan menjauhi maksiat seluruh anggota tubuh; mata, telinga, mulut, perut, dan lain-lain yang mengurangi nilai keutamaan puasa. Kemudian mengisi diri dengan ibadah wajib dan sunnah, solat-solat fardhu, rawatib, qiyamullail, memperbanyak sedekah, infaq, dan melakukan amal khairat (kebaikan) sebanyak-banyaknya. Maka akhlak yang mulia diharapkan dapat tumbuh dan berkembang dengan pesatnya di dalam bulan suci ini.  Maka sifat-sifat yang baik menjadi mantap dan sifat buruk pun akan melenyap.
Dalam Madrasah ini Allah menghendaki setiap mu'min yang mengikuti program Ramadhan ini meningkatkan hubungannya dengan Al Qur-an. Mereka hendaklah membaca Al Qur-an sebanyak-banyaknya, mentadabburkan isinya seolah-olah Allah berbicara langsung kepada dirinya, kemudian mengamalkannya sekuat kemampuan. Jadikan amaliyah Ramadhan sebagai titik mula pelaksanaan ibadah yang kelak akan menjadi amalan yang berkesinambungan, berkekalan dan terpelihara.
Rasulullah SAW telah membahagikan Bulan Ramadhan kepada tiga fasa. Sepuluh hari pertama dilimpahi dengan rahmat (kasih sayang) Allah yang tiada terhingga. Sepuluh hari berikutnya dipenuhi dengan lautan ampunan bagi hamba-hamba Allah yang taat dan bertaubat. Sedangkan sepuluh hari terakhir merupakan saat-saat pembebasan dari api neraka.
Sesungguhnya semakin hari keberkahan Ramadhan semakin ketara. Terutama bagi mereka yang benar-benar mengikuti program tarbiyah rabbaniyah. Ketika itu para peserta tarbiyah ramadaniyah mulai dapat dibezakan, siapa yang bersungguh-sungguh dan siapa yang sekadar ikut-ikutan.
Pada sepuluh malam terakhir, Nabi SAW mengikat kainnya (menjauhi isteri) dan beriktikaf di masjid. Nabi menjadikan masjid sebagai pusat aktiviti baginda sehingga melakukan apa pun di masjid selama 10 hari. Dalam fasa terakhir Ramadan ini, Baginda lebih khusyuk dalam solatnya, lebih banyak membaca Kitabullah, lebih banyak bersedekah kepada fakir miskin.
Dalam hadis-hadis tentang lailatul Qadar, Baginda bersabda yang bermaksud,
 "Sesungguhnya pernah ditampakkan kepadaku lailatul qadr, kemudian dijadikan aku lupa, atau aku lupa kepadanya, maka hendaklah kalian mencarinya pada sepuluh yang akhir; di malam-malam yang ganjil. Dalam riwayat yang lain hendaklah kalian mencarinya pada tiap-tiap malam yang ganjil". (Bukhari Muslim).
Rasulullah menekankan pentingnya mencari Lailatiul qadr karena bila seseorang beribadah di malam itu dengan ikhlas dan khusyu nilainya sama dengan beribadah 60,000 kali di bulan yang lain. Siapa saja yang bersungguh-sungguh mencapai puncak kehambaan tentu akan berusaha mendapatkan nilai tertinggi yang dapat mengangkat darjatnya di sisi Allah.

PENUTUP
Al Qur-an yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW kini berada di hadapan kita. Tinggal  kita untuk memahaminya dengan tafsir Al Qur-an, hadis, ataupun sirah kehidupan Rasulullah dan para sahabatnya. Baik dengan mengkajinya sendiri atau pun dengan bertalaqqi kepada ahlinya. Karena itulah Bulan Ramadhan disebutkan sebagai bulan turunnya Al Qur-an.
"(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang didalamnya diturunkan Al Qur-an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeza (antara yang hak dengan yang bathil)." (Al Baqarah: 185) 
Apabila seorang mujahid telah sempurna menggarap seluruh ruang lingkup tarbiyah di dalam bulan ini, lengkaplah ia menjalani bulan menterapi diri sebagai mukmin yang sejati. Seusai keluar daripada Ramadhan ia telah melengkapkan diri menjadi mujahid dan mukmin yang layak untuk menerima hadiah dan kurniaan berharga daripada Allah SWT, iaitulah anugerah taqwa, yang dengan beroleh ketaqwaan kita telah mencipta untuk perjuangan kita satu ’senjata’ yang tidak mampu dicipta oleh musuh kita. Lalu,  tidak hairanlah mengapa umat Islam sentiasa menang di medan pertarungan sekalipun kalau dibandingkan kekuatan meterial dengan pihak musuh, umat Islam sentiasa tidak dapat melebihi musuhnya. Itulah keberuntungan dan kelebihan umat ini melalui senjata taqwa, yang menjadi sebab kita ’dipandang’ oleh Allah, dan perjuangan kita mendapat keberkatan dan diredhai-Nya.
Sesungguhnya Ramadhan yang difardhukan puasa oleh Allah bukan untuk menjadikan umat ini lemah dan malas, tetapi inilah bulan yang mencipta seribu kekuatan dan keajaiban untuk umat dan perjuangan yang maha suci ini. Justeru itu bersiaplah wahai para mujahid untuk memasuki bulan tarbiyah, yang dengan itu melayakkan engkau memikul tugas berat untuk memenangkan agama Allah di ’padang yang tidak sama rata’ ini. Allahu Akbar.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | fantastic sams coupons